Sub Tema : 2. Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyimak video peserta didik dapat menyelesaikan masalah pada soal cerita yang berhubungan dengan pengurangan dua pecahan campuran berpenyebut berbeda dan membuat kalimat tanya dengan kata tanya mengapa dengan teliti dan percaya diri.
Kegiatan 1
Halo Ananda, apa kabar hari ini?
Semoga selalu sehat dan bersemangat! Apakah Ananda sudah sarapan pagi ini? Jangan sampai melewatkan sarapan. Tidak banyak yang tahu bahwa melewatkan sarapan juga berdampak buruk bagi kesehatan. Setelah sarapan jangan lupa berolah raga ringan untuk menjaga kesehatan saluran pernapasan.
Kemarin, Ananda sudah membaca link yang telah dikirim tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Pada hari ini kita akan melakukan Kembali pengurangan dua pecahan campuran berpenyebut berbeda.
Ada baiknya Ananda mengingat Kembali bagaimana cara menyelasaikan pengurangan dua pecahan campuran berpenyebut berbeda pada video berikut:
Bagaimana videonya? Pastinya Ananda semakin memahami cara menyelesaikan pengurangan dua pecahan campuran berpenyebut berbeda.
Tugas Ananda selanjutnya adalah mengerjakan soal cerita berikut:
1. Ibu membeli 5 ½ kg tepung telor. Kemudian 3 ¾ kg telor dipakai membuat kue. Berapa sisa telor yang dimiliki ibu?
2. Lala memiliki pita yang panjangnya 4 ½ meter. Ia memberikannya kepada Labiba 2 1⁄5 meter. Berapa meter sisa pita yang dimiliki Lala?
3. Maida membeli beras 4½ kg. kemudian ia memasak beras beras tersebut 3¾ kg. Sisa beras yang dimiliki Maida adalah …. Kg
Tulis jawaban pada buku tugas! Jika sudah selesai foto hasilnya dan kirimkan ke WAG kelas.
Kegiatan 2
Terimakasih Ananda yang telah menyelesaikan tugas pertama. Ananda memang hebat!
Hari ini kita akan membuat pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” berdasarkan kelanjutan bacaan cerpen “Asap” bagian 2 yang ada pada lampiran.
Tugas Ananda sekarang adalah :
1. Bacalah dengan cermat dan teliti Cerpen “ Asap “ Bagian 2 yang ada pada lampiran!
2. Buatlah 3 kalimat tanya dengan kata tanya “Mengapa” dan sertakan jawabannya berdasarkan isi Cerpen yang Ananda baca pada lampiran!
Bila sudah selesai foto hasilnya dan kirimkan ke WAG kelas.
Kerjakan pada buku tugas kalian! Setelah selesai foto dan kirimkan hasil tugas Ananda ke WAG kelas.
Anak-anak hebat pembelajaran hari ini telah usai, Pelajari link bacaan berikut! untuk bahan kegiatan pembelajaran besok. Perhatikan dengan seksama dan siapkan alat tulis untuk mencatat apabila ada hal-hal penting di dalamnya.
Baiklah, sampai jumpa pada pembelajaran berikutnya.
Jangan lupa ucapkan terima kasih kepada ayah/bunda yang telah mendampingi Ananda belajar di rumah hari ini! Selalu bersyukur dan akhiri kegiatan dengan doa!
Terima kasih, sampai jumpa besok!
Sumber: RPP Dinas Pendidikan DKI Jakarta
Lampiran
ASAP
( Bagian 2 )
https://pintarinah.blogspot.com/
Beberapa waktu kemudian.., Tiba-tiba terdengar ibu terbatuk-batuk dari dapur, kemudian disusul aku yang juga ikut terbatuk-batuk karena kamarku terkepung asap pekat yang mengepul masuk dari sela-sela luar jendela yang terbuka. Rasanya cukup sesak di dada. Aku berlari ke arah sumber asap dan ternyata asap datang dari belakang rumah.
“ Ya Allah Mas Anton sedang apa?” tanyaku melihat mas Anton terbatuk-batuk dan tangannya sibuk mengusir asap di sekelilingnya. Ku toleh ke arah sebuah tabunan api, kelihatannya mas Anton tengah membakar sampah daun-daun setengah basah dan ranting-ranting kering. Asap sampah dibakar itu begitu pekat. Udara jadi tercemar karena asap.
“I..i..iya Retno, aku bakar sampah dan daun-daun yang berserakan itu.” Kata mas Anton gugup sambil terus menghindari asap yang makin mengepul dan api yang makin membesar melahap ranting.
“ Retno... cepat sini bantu ibu ambil air!” kata Ibu dari dalam rumah, “ Iya bu...” sahutku. “Mas Anton! Ayo cepat bantu padamkan apinya, ini bahaya loh mas banyak pohon pohon lebat disana takut apinya nyamber” Ujarku pada mas Anton. Mas Anton kelihatan panik dan tambah gugup, ia berlari mengambil air yang ibu tampung di kolam kamar mandi. “Byurrrrr” suara air menyiram tabunan terdengar bergantian, cukup lama sampai akhirnya api pun mati. “Alhamdulillah ya allah.. mati juga apinya Retno.” Kata Mas Anton kelelahan dan duduk seraya menyelonjorkan kakinya.
“ Aduh mas, lain kali nanya dulu dong! Mana tumpukan nya menggunung sekali itu, ya ampun.” Seruku pada mas Anton sambil terengah engah bolak balik lari ke dalam kamar mandi dari dalam rumah ke halaman belakang.
“ Sudah, sudah Retno, Mas Anton kan gak paham, jangan dimarahi terus” Kata ibu melerai. “ Lain kali nanya dulu mas, lagian bangun tidur itu cuci muka dulu, atau mandi ke’ trus makan dulu, biar bisa berpikir jernih.” Tambahku. “Retno...” panggil ibu lirih, “ Iya bu...maaf.” sahutku.
“ Begini loh mas, di sini ada caranya, untuk mengelola atau membakar sampah daun-daun yang berserakan tersebut. Pertama yang sering dilakukan Paklik ( Ayah Retno) dan warga sini adalah menggali lubang yang cukup besar dan dalem di tanah, dikumpulkan sampah dan daunnya baru dibakar di dalam lubang itu, tiga hari atau seminggu sekali. Itupun harus jauh dari letak pohon-pohon lebat di halaman belakang ini. Nah cara lainnya kadang daun daun yang basah dan membusuk, dipilih dan dikumpulkan oleh Paklik untuk di olah di jadikan pupuk. Begitu mas....” ujar ibu menjelaskan kepada Mas Anton.
“ Ooh baik bude, maafkan Anton ya. Lain kali Anton akan bertanya dulu sebelum betindak dalam hal apapun. “ Ujar Mas Anton terlihat menyesal “Nah gitu dong, jangan langsung main bakar aja mas.” Gerutuku pada mas Anton. “ Iya...maafin mas, ya Retno!” ujar mas Anton memohon, Aku jadi kasihan juga melihatnya apalagi teringat dengan wajah panikanya tadi, jadi serentak saja ku beri senyuman maaf padanya. Begitulah, karena di sini udara sangat bersih dan belum tercemar, kekhawatiran dan ketakutanku memang agak sedikit berlebihan. “Aku juga minta maaf ya mas, tadi agak keterlaluan menegurnya,...hehe” Ujarku balik memohon maaf padanya. Mas Anton melontarkan senyuman, seri kosong-kosong. “Tos!” kataku sambil mengangkat sebelah tangan dan melebarkan telapak tanganku, Mas Anton membalas Tos ku. Ibu tersenyum melihat kami. “Mas Anton mau mandi dulu?” tanya ibu pada mas Anton. “Kruuuuuk,..” perut Mas Anton berbunyi menjawab pertanyaan ibu. Kami pun semua menjadi terbahak-bahak mendengarnya. “ Ya sudah, ayo kita makan siang dulu! “ Kami bangkit dan berjalan menuju meja makan.
Mantap, bagus ceritanya.
BalasHapusBoleh nanya gak, tugasnya diupload jam berapa?